Menyingkap kepada kisah yang berlaku ke atas Kota Pompeii yang suatu ketika dahulu amat tersohor dengan kemakmuran dan kesejahteraan di bawah kerajaan zaman Romawi. Kota ini juga terkenal sebagai sebuah kota yang mengamalkan kebebasan berbudaya, kebebasan bergaul dan kebebasan bersosial. Kebebasan itu menjadikan Kota Pompeii sebuah kota pelancongan yang amat terkenal di saentero dunia.
Di mana letaknya kota yang telah hilang di muka bumi ini di peta dunia akibat dari ledakan gunung berapi. Lihat peta di bawah.
Sementelah tersohornya kota ini, pola dan lanskap kehidupan penduduk bandar ini berubah hari demi hari. Mereka sangat tersohor dengan kebiadapan dan kederhakaan kepada perintah Allah. Catatan sejarah menunjukkan bahawa kota tersebut akhirnya menjadi satu pusat kemaksiatan dan kemungkaran. Di Kota tersebut juga dipenuhi jumlah lokasi perzinahan atau pelacuran yang tidak terbatas jumlahnya. Sehinggakan organ-organ kemaluan pria dengan ukurannya yang asli digantung di pintu tempat-tempat pelacuran. Menurut tradisi di tempat ini, organ-organ seksual dan hubungan seksual dilakukan tanpa berselindung dan perlu dipertontonkan secara terbuka. Gambar di bawah bukti kepada kebiadapan kehidupan pada waktu itu.
Apakah KL juga ingin meniru atau menciplak apa yang tersohor di Kota Romawi itu untuk menjadikan Hub Pelancongan yang menjadi kebanggaan di seluruh dunia. Jika ada niat yang demikian, maka tunggulah kehancuran yang bakal datang tanpa kita sedari seperti apa yang telah berlaku ke atas Kota Pompeii itu. Pompeii, yang merupakan simbol dari keruntuhan akhlak, adalah pusat perzinaan dan homoseks. Nasib Pompeii mirip dengan kaum Nabi Luth. Kehancuran Pompeii terjadi melalui letusan gunung berapi Vesuvius. Tapi KL tidak ada Gunung Berapi. Jadi pada anggapan mereka KL selamat! Siapapun yang menentang hukum Allah dan berusaha melawan-Nya akan terkena sunatullah yang sama. Kita seolah2 tidak mahu mengambil pelajaran dari pegalaman pahit yang dialami oleh kaum2 terdahulu.
Pemusnahan Pompeii dari muka bumi tentunya bukan tanpa maksud. Lava gunung Vesuvius menghapuskan keseluruhan kota tersebut dari peta bumi dalam waktu sekejap. Yang paling menarik dari peristiwa ini adalah tak seorang pun mampu terlepas diri dari keganasan letusan Vesuvius. Hampir dipastikan bahwa para penduduk yang ada di kota tersebut tidak mengetahui terjadinya bencana yang sangat sekejap tersebut, wajah mereka terlihat berseri-seri. Jasad dari satu keluarga yang sedang asyik menyantap makanan terawetkan pada detik tersebut. Banyak sekali pasangan-pasangan yang tubuhnya terawetkan berada pada posisi sedang melakukan persetubuhan. Yang paling mengejutkan adalah terdapat sejumlah pasangan yang berkelamin sama, dengan kata lain mereka melakukan hubungan seks sesama jenis (homoseks). Ada pula pasangan-pasangan pria dan wanita yang masih ABG. Hasil penggalian fosil juga menemukan sejumlah mayat yang terawetkan dengan raut muka yang masih utuh. Secara umum, raut-raut muka mereka menunjukkan ekspresi keterkejutan, seolah bencana yang terjadi datang secara tiba-tiba dalam sekejap.
Dalam konteks ini, terdapat aspek dari bencana tersebut yang sangat sulit untuk dimengerti. Bagaimana bisa terjadi ribuan manusia tertimpa maut tanpa melihat dan mendengar sesuatu apapun? Aspek ini menunjukkan bahwa penghancuran Pompeii mirip dengan peristiwa-peristiwa azab yang dikisahkan dalam AlQur'an, sebab AlQur'an secara khusus mengisyaratkan “pemusnahan secara tiba-tiba” ketika mengisahkan peristiwa yang demikian ini.
Misalnya, “penduduk suatu negeri” sebagaimana disebut dalam surat Yaasiin Ayat 13 musnah bersama-sama secara keseluruhan dalam waktu sekejap. Keadaan ini diceritakan sebagaimana berikut:
“Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati.” (QS. Yaasiin, 36:29). Di surat Al-Qamar ayat 31, pemusnahan dalam waktu yang singkat kembali disebut ketika kehancuran kaum Tsamud dikisahkan:
“Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang.” Kematian penduduk kota Pompeii terjadi dalam waktu yang sangat singkat persis sebagaimana adzab yang dikisahkan dalam kedua ayat di atas.
Catatan dari Wikipedia, mengisahkan bahawa pada awal Agustus tahun 79, mata air dan sumur-sumur mengering. Getaran-getaran gempa ringan mulai terjadi pada
20 Agustus 79, dan menjadi semakin sering pada empat hari berikutnya, namun peringatan-peringatan itu tidak disadari orang, dan pada sore hari tanggal
24 Agustus, sebuah letusan gunung berapi yang mematikan terjadi. Ledakan itu merusakkan wilayah tersebut, mengubur Pompeii dan daerah-daerah pemukimanlainnya. Kebetulan tanggal itu bertepatan dengan
Vulcanalia, perayaan dewa api Romawi.
Ini adalah penemuan fosil-fosil terakam sebagai kisah yang boleh menjadikan kepada kita semua pengajaran. Sungguhpun ia berlaku lebih 2000 tahun yang lampau, catatan sejarah ini diperlihatkan kepada kita akibat dari perbuatan manusia yang terlampau. Semoga ia tidak berulang dan diminta ia dijauhi dari kita semua.
Sumber: Haron Yahya dan Miracle The Reference